Format: Naskah Drama Satu Babak
Lokasi: Ruang tengah rumah kontrakan
Tokoh:
-
Pak Umar (55) – Mantan sopir angkot yang kini pengangguran
-
Dina (28) – Anak perempuannya, bekerja sebagai staf admin outsourcing
-
Bima (19) – Adik Dina, baru lulus SMA, sedang mencari kerja
[ADEGAN DIMULAI]
(Lampu menyala. Pak Umar duduk memandangi TV mati. Dina sedang menyiapkan makan malam di meja kecil. Bima duduk di lantai, menatap ponsel.)
PAK UMAR
(berdeham)
Hari ini kamu cari kerja ke mana lagi, Bima?
BIMA
(sambil mengetik)
Belum ke mana-mana. Tadi daftar lewat situs.
PAK UMAR
(menghela napas)
Jangan-jangan GBOWIN lagi.
DINA
(tersenyum miris)
Kalau pun iya, setidaknya dia masih punya semangat klik. Lebih baik daripada menyerah.
PAK UMAR
Dulu Bapak naik angkot 3 jam demi bawa berkas lamaran.
Sekarang cukup klik, dan kalian pikir itu perjuangan?
BIMA
Zaman beda, Pak.
Kalau GBOWIN bisa kasih harapan, kenapa tidak?
PAK UMAR
Harapan itu ditanam, bukan diundi.
DINA
Atau mungkin... sekarang memang harus dua-duanya, Pak.
Tanam dan undi. Bekerja dan berharap.
Gaji saya pun tak cukup meski lembur.
Jadi... kalau malam login GBOWIN,
itu bukan karena bodoh. Tapi karena kami ingin merasa hidup masih bisa berubah.
PAK UMAR
(kaku)
Kalian percaya situs seperti itu?
BIMA
Tidak sepenuhnya. Tapi kami percaya...
kami butuh sesuatu yang membuat kami bangun lagi besok pagi.
(Pak Umar terdiam. Suasana hening. Ia mendekati Bima dan melihat layar ponselnya.)
PAK UMAR
(gumam pelan)
Kalau begitu...
Ajari Bapak cara login juga.
[LAMPU PADAM]
Catatan Penulis
Dalam dunia yang makin tak pasti, GBOWIN bukan hanya situs.
Ia adalah titik temu:
antara generasi yang dibesarkan oleh kerja keras dan generasi yang bertahan lewat klik.
Bukan soal menang atau kalah,
tapi soal mencari makna di tengah hidup yang makin absurd.
#GBOWIN #DramaRakyatDigital #KonflikGenerasi #KlikUntukBertahan